AKUNTANSI MANAJEMEN

Dosen Pembimbing:
Dr. Fahruy
Asyari,.MM.
Di Susun Oleh:
Nita Handayani (13403047)
Tutut Wulan Sari (13403081)
UNIVERSITAS ISLAM DARUL
‘ULUM LAMONGAN
UNISDA
FAKULTAS
EKONOMI – MANAJEMEN
TAHUN AJARAN
2015-2016
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah swt yang
telah senantiasa memberikan rahmat dan nikmat yang tiada terkira bagi kami.
Sehingga dengan nikmat dan rahmatNya kami mampu untuk menyelesaikan makalah
sebagai tugas kelompok dalam mata kuliah “Akuntansi Manajemen” yang di ampuh
oleh bapak
Terimakasih juga kami sampaikan
kepada bapak. yang telah memberikan tugas tersebut sehingga kami menjadi
semakin mengerti tentang mata kuliah “Akuntansi Manajemen”. Khususnya pada
materi ”Activity Based
Costing ”.
Selanjutnya, terimakasih kepada
teman-teman dari kelompok lain yang telah berkenan mempelajari hasil dari tugas
kami.
Sekian dari kami semoga bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi
semua orang umumnya.
Lamongan,
7 November
2015
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul
...................................................................................................
i
Kata Pengantar
..................................................................................................
ii
Daftar Isi
............................................................................................................1
Bab I Pendahuluan
Latar
Belakang .......................................................................................
2
Rumusan
Masalah
..................................................................................
2
Tujuan
....................................................................................................
3
Bab II Pembahasan
Pengertian
ABC (Activity Based Costing) ........................................... 4
Biaya
Produk
........................................................................................
4
Metode
Penentuan Biaya Produk .........................................................
7
Manfaat
dan Keterbatasan Sistem ABC .............................................. 12
Kelebihan
dan Kelemahan Sistem ABC ...............................................12
Bab III Penutup
Kesimpulan
..........................................................................................
14
Saran
....................................................................................................
14
Daftar Pustaka .................................................................................................
15
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Penggunaan sistem tradisional
(istilah yang digunakan untuk pembebanan overhead pabrik dengan satu cost pool
atau satu dasar pembebanan) aka menghasilkan kesalahanperhitungan biaya,
khususnya produk yang memiliki volume tinggi dan biaya tenaga kerja langsung
tinggi akan kelebihan pembebanan biaya. Untuk mengatasi maalah yang timbul
dalam pembebanan, maka dikembangkan metode ABC (Activity Based Costing) pada
perusahaan manufaktur di Amerika Serikat pada tahun 1970-an hingga 1980-an.
Selama periode tersebut, Consentrium for Advanced Management-Internasional,
sekarang dikenal dengan nama CAM-1, mengembangkan bentuk dasar untuk mempelajaridan
menyusun prinsip-prinsip yang pada akhirnya dikenal dengan nama activity based
costing.
ABC (Activity Based Costing)
didefinisikan sebagai suatu sistem pendekatan perhitungan biaya yang dilakukan
berdasarkan aktivitas-aktivitas yang ada di perusahaan. Sistem ini dilakukan
dengan dasar pemikiran bahwa penyebab timbulnya biaya adalah aktivitas yang
dilakukan dalam suatu perusahaan, sehingga wajar bila pengalokasian biaya-biaya
tidak langsung dilakukan berdasarkan aktivitas tersebut (Hongren, 2005).
RUMUSAN
MASALAH
1.
Apa yang dimaksud dengan Activity Based Costing (ABC)?
2.
Apa yang dimaksud Biaya Produk?jelaskn tentang biaya Produk!
3.
Bagaimana Metode Penentuan Biaya Produk?
4.
Apa Manfaat dan Keterbatasan dari Sistem ABC?
5.
Bagaimana Kelebihan dan Kelemahan dari Sistem ABC?
TUJUAN
1.
Menjelaskan tentang Activity Based Costing.
2.
Menjelaskan tentang Biaya Produk.
3.
Menjelaskan tentang Metode Penentuan Biaya
Produk.
4.
Menjelaskan Manfaat dan Keterbatasan dari Sistem ABC.
5.
Menjelaskan tentang kelebihan dan Kelemahan dari
Sistem ABC.
6.
BAB II
PEMBAHASAN
ABC ( Activity
Based Costing ) adalah metode
penentuan biaya produk yang pembebanan biaya overhead berdasarkan pada
aktivitas yang dilakukan dalam kaitannya dengan proses produksi.
BIAYA PRODUK
Pengertian biaya produk ditentukan oleh tujuan manajerial yang ingin
dipenuhi. Definisi biaya produk dapat memberikan gambaran mengenai prinsip
dasar manajemen biaya, yaitu biaya yang berbeda untuk tujuan yang berbeda .
Sebagai contoh , manajemen tertarik pada analisis profitabilitas starategis.
Untuk mendukung tujuan ini, manajemen membutuhkan informasi mengenai semua
penerimaan dan biaya yang berkaitan dengan produk.
Berdasarkan kepentingan pelaporan
eksternal, biaya produk dapat diklasifikasi menjadi tiga komponen, yaitu biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Biaya bahan
baku adalah penggunaan bahan-bahan yang dapat dilacak secara langsung ke dalam
produk atau jasa yang dihasilkan. Biaya ini dapat dialokasikan langsung ke
produk karena observasi secara fisik dapat digunakan untuk mengukur kuantitas
yang dikonsumsi oleh setiap produk. Bahan yang menjadi bagian dari produk
berwujud atas penyediaan jasa juga dapat diklasifikasikan sebagai bahan baku.
Contoh bahan baku,yaitu: kayu di pabrik mabel, baja dipabrik mobil, terigu di
pabrik roti,dan bahan bakar di maskapai penerbangan.
Biaya tenaga kerja langsung
merupakan tenaga kerja yang dapat dilacak secara langsung ke dalam produk atau
jasa yang dihasilkan. Seperti bahan baku, observasi fisik dapat digunakan untuk
mengukur jumlah penggunaan tenaga kerja untuk menghasilkan sebuah produk atau
jasa. Tenaga kerja yang mengubah bahan baku menjadi sebuah produk atau yang
menyediakan layanan kepada konsumen diklasifikasikan sebagai tenaga kerja
langsung. Misalnya tukang kayu di pabrik mabel,tukang las di pabrik mobil,dan
pilot di maskapai penerbangan.
Biaya overhead adalah semua biaya
poduksi selain bahan baku dan tenaga kerja langsung. Dalam perusahaan
manufaktur, biaya overhead sering disebut sebagai beban pabrik (factory burden)
atau overhead pabrik. Contoh gaji mandor,gaji teknis perawatan mesin pabrik,
dan biaya penggunaan bahan bakar mesin diesel untuk kelistrikan pabrik.
Biaya Per Unit
Biaya per unit ( unit cost ) adalah biaya yang yang dikeluarkan untuk
menghasilkan tiap satu unit produk. Biaya yang dihitung berasal dari pembebanan
biaya ke obyek biaya seperti produk, konsumen, pemasok,dan bahan mentah.
Biaya Total

Jumlah unit diproduksi
Perhitungan biaya per unit produk yang pertama, harus ditentukan terlebih
dahulu apa dan berapakah biaya total. Perlu juga dibatasi apakah biaya total
itu hanya berupa biaya produksi atau termasuk biaya pemasaran. Kedua, harus ditentukan
cara mengukur biaya yang akan dibebankan dalam biaya total. Pengukuran akan
dilakukan berdasarkan biaya sesungguhnya ataukah biaya yang diestimasikan saja.
Ketiga, pemilihan metode pembebanan suatu biaya ke dalam biaya produk yang akan
digunakan.
Pentingnya Penentuan Biaya Per Unit Produk
Manajemen perlu menentukan biaya per unit produk untuk berbagai
kepentingan,baik yang bersifat strategis maupun taktis , diantarnya sbb:
1.
Dasar penentuan harga. Jika manajemen mengetahui
biaya produksinya maka mereka akan dapat menentukan harga yang sekiranya tidak
akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
2.
Dasar pembuatan keputusan. Jika manajemen
mengetahui biaya produksi sebuah produk maka mereka dapat membandingkannya
dengan harga jual produk pesaing. Berdasarkan hal tersebut, manajer akan dapat
menentukan apakah sebaiknya produk dihentikan produksinya atau dapat terus
dilanjutkan.
Banyak keputusan strategis dibuat berdasarkan pada biaya per unit. Oleh
karena itu, akurasi dalam penentuan biaya unit menjadi penting. Contoh
keputusan strategis tersebut adalah keputusan penentuan pemosisian produk (
product positioning ) dan penentuan harga jual produk.
Penentuan Biaya Per Unit Produk
Biaya
per unit produk dihitung dengan cara berikut ini.
BBB
TOTAL + BTKL total + Biaya Overhead total

Unit
diproduksi total
Biaya Sesungguhnya dan Biaya Normal
Biaya sesungguhnya, Pendekatan biaya sesungguhnya adalah perhitungan biaya
produk atau jasa menggunakan biaya yang sebenarnya terjadi untuk bahan baku,
tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Biaya sesungguhnya dalam kaitan
produksi adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk, mulai
tahap praproduksi sampai produk selesai diproduksi. Hasilnya akan diperoleh
biaya produk yang benar-benar akurat. Perhitungan biaya berdasarkan biaya
sesungguhnya memiliki kelemahan, yaitu biaya baru dapat diketahui jika semua
tahap produksi selesai dilakukan. Hal tersebut berdampak pada masalah ketepatan
waktu, karena proses produksi sebagian besar industri bisa dikatakan tidak
pernah selesai dan bersifat terus-menerus (continous).
Periodisasi dalam perhitungan biaya produksi merupakan salah satu
alternatif yang disarankan untuk mengatasi kelemahan tersebut. Misalny,
perhitungan dilakukan dalam periode mingguan atau bulanan. Namun, periodisasi
sendiri sesungguhnya menimbulkan permasalahan dalam variabilitas produksi dan
sifat biaya overhead. Misalnya, volume produksi bulan januari lebih
sedikit dibandingkan volume produksi
bulan januari sedangkan konsumsi biaya overhead sama. Berdasarkan hal tersebut,
akankah biaya produksi bulan februari ditentukan lebih rendah? Bagaimana jika
volume produksi bulan maret kembali turun sedangkan biaya overhead tetap? Oleh
karena itu, penerapan biaya sesungguhnya menjadi sulit untuk digunakan dalam
aplikasi riil.
Biaya Normal. Pendekatan biaya normal adalah penentuan biaya produk atau
jasa menggunakan biaya sesungguhnya dari bahan baku dan tenaga kerja, sedangkan
biaya overhead menggunakan pembebanan yang didasarkan pada estimasi biaya
overhead yang digunakan dalam satu periode. Pembebanan biaya overhead dilakukan
dengan menentukan tarif pembebanan terlebih dahulu, baru kemudian ditentukan
biaya overhead yang dibebankan dalam satu periode dengan cara mengalikan tarif
dengan aktivitas yang digunakan untuk mendapatkan informasi biaya.
Anggaran
biaya overhead

Anggaran
penggunaan aktivitas
Biaya bahan baku dan biaya tenaga
kerja langsung pada biaya normal dapat menggunakan biaya sesungguhnya karena
pada umumnya perusahaan melakukan pembelian bahan dengan menggunakan kontrak
pembelian. Berdasarkan hal tersebut, harga bahan perusahaan akan dapat
ditentukan terlebih dahulu. Hal tersebut tidak berbeda dengan biaya tenaga
kerja. Umumnya, dalam kontrak tenaga kerja sudah dicantumkan besar upah dan
cara pengupahannya. Pada kenyataannya, biaya overhead sulit dilakukan karena
banyak komponen biaya overhead yang sifatnya periodik dan besarnya
berfluktuasi.
METODE PENENTUAN BIAYA PRODUK
Terdapat dua kelompok pendekatan yang dapat digunakan untuk menghitung
biaya produk, yaitu pendekatan berbasis unit ( konvensional ) dan pendekatan
berbasis aktivitas ( actifity based costing- ABC ) . Pada pendekatan
konvensional terdapat dua metode yang lazim dipergunakan, yaitu metode tarif
tunggal ( plantwide rate ) dan metode tarif departemental ( departmental rate
).
Tarif Tunggal
Berdasarkan pendekatan tarif tunggal, biaya overhead diasumsikan hanya
dipicu oleh satu pemicu pada semua fasilitas produksi ( pabrik ) dan produk. Terdapat
dua tahapan dalam perhitungan biaya overhead produk.
1)
Penentuan tarif pembebanan overhead
Anggaran overhead diakumulasi menjadi satu untuk seluruh pabrik dengan
langkah – langkah sbb:
a)
Biaya diakumulasi secara sederhana dengan cara
langsung menambahkan semua biaya yang diharapkan akan terjadi selama satu
periode dalam satu fasilitas pabrik.
b)
Setelah biaya diakumulasi, dihitung tarif
pembebanannya berdasarkan satu pemicu (driver) level unit .
2)
Pembebanan biaya overhead
Biaya overhead dibebankan ke dalam produk
menggunakan dasar tarif yang telah ditentukan. Pembebanan biaya overhead ke
dalam produk dilakukan dengan menggunakan formula berikut ini.
Overhead dibebankan total = Tarif overhead Aktivitas sesungguhnya
Setelah biaya overhead pabrik
yang dibebankan ke produkdiketahui, angkah terakhir perhitungan biaya produk
adalah menjumlahkannya dengan biaya bahan baku sesungguhnya yang digunakan
ditambah dengan biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya.
Tarif Departemental
Tahapan
perhitungan biaya produk dengan tarif departemental adalah sbb :
1.
Biaya overhead di seluruh pabrik dibagi dan
dimasukkan ke dalam kelompok-kelompok departemen produksi sehingga didapatkan
kelompok biaya departemen. Setelah itu, dihitung tarif pembebanannya
menggunakan rumus berikut ini .
2.
Biaya overhead dibebankan ke produk dengan cara
mengalikan antara tarif biaya overhead departemen dan jumlah pemicu yang
digunakan oleh produk departemen tersebut.
Kelebihan Sistem Biaya Berbasis Unit
Kelebihan sistem biaya berbasis unit ada pada kemudahan dalam aplikasinya.
Data yang dibutuhkan relatif sederhana sehingga tidak memerlukan sistem
informasi yang canggih dan mahal untuk mendapatkannya. Walaupun sederhana,
sistem ini masih memadai untuk digunakan pada bisnis yang menghasilkan produk
atau jasa yang seragam ( satu jenis ) atau tidak terdapat banyak variasi proses
produksi.
Kelemahan Sistem Biaya Berbasis Unit
1.
Hasil penawaran sulit dijelaskan.
2.
Harga pokok pesaing terlihat sangat murah dan
tidak masuk akal padahal proses poduksi perusahaan sudah dilakukan seefisien
mungkin.
3.
Produk yang laku
menghasilkan laba yang tinggi.
4.
Tingkat laba sulit untuk dijelaskan.
5.
Perusahaan memiliki ceruk pasar yang menghasilkan
laba tinggi yang hanya dikuasai sendiri
Penentuan Biaya Produk Kontemporer
ABC (activity based costing) adalah suatu pendekatan perhitungan biaya yang
membebankan biaya sumber daya ke dalam objek biaya, seperti produk,jasa,atau
konsumen berdasarkan aktivitas yang dilakukan untuk objek biaya. Premis pendekatan
ini adalah produk atau jasa perusahaan merupakan hasil dari aktivitas, dan
aktivitas merupakan penggunaan sumber daya yang menghasilkan biaya. Berdasarkan
premis tersebut terdapat dua keyakinan dasar dalam ABC.
1.
Biaya merupakan akibat dari pelaksanaan aktivitas
dan aktivas merupakan penyebab munculnya biaya. Oleh karena itu, perlu
pemahaman yang mendalam mengenai aktivitas dan hal yang menyebabkan aktivitas
tersebut perlu dilakukan.
2.
Penyebab biaya yaitu aktivitas dapat dikelola.
Melalui pengelolaan terhadap aktivitas yang terjadi menjadi penyebab timbulnya
biaya, personel perusahaan dapat mempengaruhi besar kecilnya biaya. Untuk dapat
melakukan pengelolaan yang baik, perlu informasi yang andal mengenai biaya dan
penyebabnya (aktivitas).
Prosedur Pembebanan Dua Tahap
Prosedur ini membebankan biaya sumber daya seperti biaya overhead pabrik ke
dalam kelompok biaya aktivitas. Kemudian, pembebanan dilakukan ke objek biaya
yang bertujuan untuk menentukan biaya sumber daya setiap objek biaya. Langkah
pertama dalam prosedur ini adalah membebankan biaya overhead ke dalam aktivitas
atau pusat biaya aktivitas menggunakan dasar pemicu konsumsi biaya sumber daya
yang tepat. Tahap kedua, membebankan biaya aktivitas atau kelompok biaya
aktivitas ke dalam objek biaya menggunakan dasar pemicu konsumsi biaya
aktivitas yang sesuai dalam mengukur permintaan objek biaya pada aktivitas.
Langkah – Langkah Sistem ABC
Tiga tahap pengaplikasikan sistem ABC yaitu :
1)
Mengidentifikasi biaya sumber daya dan aktivitas
Identifikasi biaya sumber daya untuk berbagai
macam aktivitas dapat dilakukan dengan cara membedakan aktivitas berdasarkan
cara aktivitas mengonsumsi sumber daya.Dengan cara ini, aktivitas dikelompokan
menjadi empat level aktivitas
a.
Aktivitas level unit ( unit-level activities )
adalah aktivitas yang dilakukan dalam rangka menghasilkan satu unit individual
dari produk atau jasa.Contohnya penggunaan bahan baku, penggunaan tenaga kerja
langsung, dan inspeksi unit.
b.
Aktivitas level batch ( batch-level activities )
adalah aktivitas yang dilakukan untuk menghasilkan setiap grup dari produk atau
jasa. Perusahaan biasanya mengelompokkan dalam satu grup apabila produk atau
jasa dihasilkan oleh satu proses yang dijadwalkan dalam satu waktu atau proses
secara bersamaan. Contohnya pengesetan mesin-mesin produksi, pemesanan
pembelian, penjadwalan produksi, penanganan bahan, dan pengiriman produk.
c.
Aktivitas level produk ( product-level activities
) adalah aktivitas yang dilakukan untuk mendukung produksi dari satu tipe produk
atau jasa yang spesifik. Contohnya adalah pendesainan produk, modifikasi
produk, dan administrasi suku cadang produk.
d.
Aktivitas level fasilitas ( facility-level
activities ) merupakan aktivitas pendukung operasi secara umum. Aktivitas ini
tidak disebabkan oleh adanya produk atau dalam rangka memenuhi kebutuhan
konsumen. Aktivitas ini juga dapat ditelusur pada produk unit individual, batch
, atau produk. Contohnya adalah keamanan pabrik, pajak bumi dan bangunan,
perawatan bangunan, dan penutup bukuan.
2)
Mengalokasikan biaya ke dalam objek biaya
ABC menggunakan dasar pemicu konsumsi biaya
sumber daya dalam mengalokasikan biaya sumber daya ke dalam produk. Biaya
sumber daya dapat dialokasikan ke dalam aktivitas berdasarkan estimasi atau
penelusuran langsung. Penelusuran langsung membutuhkan pengukuran penggunaan
sumber daya yang sesungguhnya.
3)
Mengalokasikan biaya aktivitas ke dalam objek
biaya
Pemicu biaya aktivitas harus dapat menjelaskan
naik turunnya biaya. Pengalokasikan biaya aktivitas ke dalam objek biaya
dilakukan dengan menggunakan tarif pembebanan. Rumusnya:

Aktivitas
diestimasi per pool
MANFAAT DAN KETERBATSAN SISTEM ABC
Manfaat
dari sistem ABC adalah sebagai berikut:
1.
Pengukuran profitabilitas yang lebih baik.
2.
Pembuatan keputusan yang lebih baik.
3.
Perbaikan proses (process improvement).
4.
Estimasi biaya.
5.
Penentuan biaya kapasitas tak terpakai.
Selain
manfaat ABC jga memiliki beberapa keterbatasan. Berikut ini keterbatasan-keterbatasan
yang terdapat dalam ABC.
1.
Alokasi. Tidak semua biaya memeiliki aktivitas
atau pemicu konsumsi sumber daya yang sesuai.
2.
Pengabaian Biaya. Biaya produk atau jasa yang
diidentifikasi oleh sistem ABC cenderung tidak memuaskan semua biaya yang
terkait dengan produk atau jasa, seperti:biaya untuk aktivitas pemasaran,riset
periklanan, pengembangan dll.
3.
Biaya dan waktu. Salah-satu kendala dalam
penerapan ABC adalah besarnya biaya aplikasi dan lamanya proses implementasi
ABC.
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN SISTEM ABC
Kelebihan
sistem ABC adalah sebagai berikut:
1.
Biaya produk yang lebih akurat, baik pada
industri manufaktur maupun industri jasa lainnya khususnya jika memiliki
proporsi biaya overhead pabrik yang lebih besar.
2.
Biaya ABC memberikan perhatian pada semua
aktivitas, sehingga semakin banyak biaya tidak langsung yang dapat ditelusuri
pada aobjek biayanya.
3.
Sistem ABC mengakui banyak aktivitas penyebab
timbulnya biaya sehingga manajemen dapat menganalisis aktivitas dan proses
produksi tersebut dengan lebih baik (fokus pada aktivitas yang memiliki nilai
tambah) yang pada akhirnya dapat melakukan efisiensi dan akhirnya menurunkan
biaya.
4.
Sistem ABC mengakui kompleksitas dari deversitas
proses produksi modem yang banyak berdasarkan transaksi/ transaction based
(terutama perusahaan jasa dan manufaktur berteknologi tinggi) dengan
menggunakan banyak pemicu biaya (multiple cost drivers).
5.
Sistem ABC juga memberi perhatian atas biaya
variabel yang terdapat dalam biaya tidak langsung.
6.
Sistem ABC cukup fleksibel untuk menelusuri biaya
berdasarkan berbagai objek biaya. Baik itu proses, pelanggan, area tanggung
jawab manajerial, dan juga biaya produk.
Walaupun penerapan sistem ABC memiliki banyak keuntungan, tetapi penerapan
tersebut tidak membuat seluruh biaya akan mudah dibebankan kepada objek
biayanya dengan mudah. Hal ini disebabkan biaya-biaya yang di kelompokkan dalam
sustaining level ketika dialokasikan sering kali juga menggunakan dasar yang
bersifat arbiter. Misalnya, biaya keamanan pabrik merupakan contoh dari
sustaining level, ketika membebankan hal tersebut pada objek biaya yang berupa
produk, maka mungkin digunakan pendekatan yang arbiter, seperti berdasarkan
jumlah jam kerja tenaga kerja dengan alasan semakin lama proses produksi maka
membutuhkan jasa keamanan semakin besar.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
ABC (Activity Based Costing) adalah
suatu sistem pendekatan perhitungan biaya yang dilakukan berdasarkan aktivitas-aktivitas
yang ada di perusahaan.
Sistem
ABC mjuga membahas tentang penentuan biaya per unit produk. Perhtungan biaya
produk dilakukan dengan menjumlahkan semua komponen biaya produ, yaitu biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung,dan baiya overhead.
Kelompok
(pool) adalah gabungan dari aktivitas yang memiliki kesamaan sifat. Dengan
sistem ABC kita dapat mempelajari dan menyusun prinsip-prinsip yang ada dalam
sistem ABC.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Akuntansi
Biaya/Firdaus A. Dunia, Wasilah Abdullah – Jakarta: Salemba Empat, 2011 –
Cetakan Kedua.
Akuntansi
Manajemen/Baldric Siregar, Bambang Suripto, Dody Hapsoro, Eko Widodo Lo, Frasto
Bianto – Jakarta: Salemba Empat,2013.