PEJUANG
PENDIDIKAN
Di kolong – kolong perjuangan pendidikan
Bersenandung mangharap belas kasihmu
Pandanganku yang kian hampa
Sesuap nasi pun tak kunjung tiba
Melihatmu aku tak peduli
Bukan wakil rakyat tikus berdasi
Aku
memang mlarat
Aku memang
mlarat
Aku memang
mlarat
Bukan
seperti tikus – tikus keparat
Yang doyan uang rakyat
Haus harta bagaikan lintah darat
Masih terdengar jeritan dan tangisan
Dari anak yang berjuang dan demi
pendidikan
Kau butakan
matamu
Kau
tulikan telingamu
Takut kehilangan harta itu sifatmu
Takut kehilangan kehormatan pun itu
sifatmu
Kau lebih hina dari seekor buaya
Ketika
bayi – bayi itu menangis lelehkan air mata
Anak
– anak merajuk mengumbar air mata
Ibu
– ibu bersedih mengumbar air mata
Kaum
buruh berurai dengan air mata
Badut
– badut tertawa dengan air mata
Kini
semua paham, kini semua tahu
Bahwa
sungai air mata bukan mimpi bukan hayalan
Airnya
jernih bagai telaga tak banjir di musim penghujan
Tak
kering di waktu kemarau tiba
Dan ketika ku buka lembaran – lembaran
masa lalu
Dimana banyak tersimpan kenangan ,
perjuangan dan kepahitan
Terfikir di benakku
Betapa pedih dunia ini
Menyiksa, membunuh, memfitnah orang yang
tak bersalah
Hari demi hari berlalu, tahun demi tahun
menepi
Lahirlah.....
Seorang pembawa kebenaran
Penegak pendidikan, pemberi cahaya kalbu
Yang mnerangi dunia gelap akan
kemaksiatan dan kemusrikan
Dia adalah bapak dan ibu guru
Dari itu aku
semakin tegar
Menatap
senja yang mulai memudar
Menyelimuti
hari dengan gelap
Dengan
suara lirih aku berucap
Esok
masih ada mentari yang akan menemani
Toh
waktu jua yang akan mendewasakan jiwa dan pikiran
Sekali lagi aku membatin
Yah... kesedihan adalah bayangan bahagia
Dengan kesedihan jiwa akan damai
merasakan nikmatnya bahagia
Jangan engkau berani bermimpi
Jangan engkau berani berharap
Karena harapan akan membutakan matamu
Pasti!!!.....
dan yakinlah bahwa kesedihan adalah bayangan bahagia
Siapkan
jiwa dan nurani tuk menjadi pelajaran bahagia
Terima
kasih bapak dan ibu guru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar