Kamis, 14 Januari 2016

NYERPEENNN...



Sepucuk Surat Sahabat

Malam itu rena tidur sangat lelap. Renna membuka matanya perlahan. Sekelilingnya mulai terang itu artinya pagi sudah datang. Matanya terasa sangat berat, tapi enggan untuk tidur kembali, matanya melirik jam kecil yang ia taruh di meja dekat ranjang. Baru jam enam pagi jarang hari minggu seperti ini renna bisa bangun pagi biasanya udah siang bolong aja dia masih malas untuk membuka matanya.
Renna beranjak dari tempat tidurnya. Ia membuka jendela di kamarnya sinar matahari nerobos masuk. SILAU MAN ... pikirnya renna mengucek matanya yang masih ngantuk dengan kedua telapak tangannya. Pagi ini, langit biru banget dengan kabut memudar di tembus hangatnya sinar matahari. Renna menarik nafas dalam – dalam cewek tuju belas tahun itu menikmati sekeliling kamarnya tapi pandangannya terhenti pada kalender yang melekat di dinding Senin, 11 Januari 2016 “ Kapan aku melingkarinnya???” pikir renna. Renna berjalan mendekati kalender itu ia mengingat- ingat ada apa dengan 11 januari hingga ia melingkarinnya??
“ 11 Januari ??? Bukanya itu hari ulang tahunnya mbak sarah” renna mulai ingat “ iya hari ini ulang tahunya mbak sarah !! renna langsung ingat pada perempuan yang saat ini usianya tepat 25 tahun itu. Seseorang yang mempunyai semangat hidup yang luar biasa, di usianya yang terbilang muda , mbak sarah harus menjalani hari hari yang membosankan di rumah sakit karena penyakit yang dideritannya.
Renna ingat waktu pertama kali ia bertemu dan kenalan dengan mbak sarah. Ia pergi ke salah satu rumah sakit di Bojonegoro kota kelahirannya di sanalah awal perkenalannya dengan mbak sarah , saat itu renna datang untuk menjenguk temannya yang sakit di rumah sakit di mana mbak sarah di rawat, secara tidak sengaja renna menabrak mbak sarah hingga kedua-duanya terjatuh. Tapi, mbak sarah nggak marah malah sebaliknya ia menunjukkan senyum keramahannya.
“Maaf ya mbak! Saya nggak sengaja!” hanya itu kata yang di ucapkan renna. “ ga apa – apa saya juga salah, saya kurang hati – hati !” jawabnya dengan ramah dan kelembutan hatinya itulah yang hingga saat ini membuat renna mengagumi mbak sarah saat itulah renna mulai mengenal mbak sarah. Sering kali renna datang untuk menemui mbak sarah, gak tahu kenapa, renna ngerasa nyaman banget kalau ngomong sama mbak sarah seperti udah kenal lama banget. Dari sini renna tahu kalau ternyata mbak sarah menderita kangker bahkan karena penyakitnya itu , hampir semua rambut mbak sarah rontok “ kepalannya botak “ !! setiap harinya mbak sarah menutup kepalannya dengan jilbab yang semakin membuatnya cantik. Sekarang, mbak sarah tidak seperti dulu lagi. Sekarang mbak sarah harus mengandalkan kursi roda karena udah gak kuat lagi berdiri.
    Herannya mbak sarah masih bisa terus tersenyum dan bersyukur. Keceriaannya itu menutupi penyakit yang dideritanya. Renna sama sekali gak nyangka bahwa beban hidup mbak sarah amat berat. Hal itu membuat renna malu, dan bertanya , apa ia udah lebih baik dari mbak sarah?!.
Saat renna bertannya tentang orang tua mbak sarah , jawabannya benar – benar membuat renna miris . Orang tuanya udah gak mengharapkan mbak sarah lagi. “ Mungkin orang tua mbak sarah malu punya anak yang penyakitan seperti mbak sarah! Ujar mbak sarah dengan kesabaran hatinya. Setelah itu kedua orang tua mbak sarah hilang entah kemana. “ kok masih ada ya orang tua setega itu!’’  Benak renna. Harusnya orang tua mbak sarah bangga punya anak setegar mbak sarah. Sejak awal, Renna sangat mengagumi mbak sarah . Kecantikannya, keramahannya, semangat hidupnya, bahkan semua yang ada pada diri mbak sarah. Mbak sarah  selalu menghadapi semuanya dengan senyuman. Renna inget... bangettzzz , suatu hari mbak sarah pernah ngomong;  " Renn , kamu mau kan janji sama mbak sarah ??” “ Janji apa mbak ??” Tannya Renna heran “ Apapun yang terjadi , kamu akan selalu tersenyum!!” . “ Apapun ?” . Mbak sarah mengangguk. “ Janji ??” Mbak sarah mengulangi pertannyaan  sambil mengulurkan jari kelingkingnya yang mungil. Renna menyambut uluran tangan mbak sarah sambil berujar dengan yakin. “ janji “
Tapi, ada satu hal yang sampai saat ini membuat renna sedih. Saat itu renna datang ke rumah sakit dengan membawa balon . Renna menyuruh mbak sarah nulis permintaannya pada selembar kertas lalu menerbangkannya ke angkasa. “ kalau boleh tau, permintaan mbak sarah apa?”
Mbak sarah menunduk. Mimik mukanya yang ceria berubah murung.” Aku salah ngomong ya?” Hanya itu yang ada di fikiran renna saat itu mbak sarah mulai membuka mulutnya “ Mbak sarah nggak minta banyak renn!!” Mbak sarah berhenti sejenak. Renna mendengarkan baik – baik omongan mbak sarah. “ Mbak sarah Cuma minta, kalau emang Allah kasih kesempatan mbak sarah buat hidup, jangan nyiksa mbak sarah kayak gini. Lebih baik cabut nyawa mbak sarah !” ujar mbak sarah lirih. Renna benar – banar merasa bersalah. “ Tau gini, aku gak akan bawa balon kerumah sakit agar mbak sarah gak inget  ama beban hidupnya!” batin renna. Tapi keesokan harinya mbak sarah kembali ceria dan tersenyum seperti sedia kala. Itulah hal terhebat, setidaknya menurut renna , yang ada pada diri mbak sarah . Sesedih apapun, mbak sarah akan kembali tersenyum.
Renna bergegas meninggalkan kamarnya untuk membersihkan badan . Setelah rapi, Renna segera pergi menuju rumah sakit yang letaknya agak jauh. Ia berniat menyewa jasa ojek . Udah lima belas menit renna berdiri mematung disini, Tapi, gak lama kemudian datang David lengkap dengan montor bebek dan pelindung kepalannya. David menawari renna bareng dengannya.
Mereka hampir sampai di rumah sakit tujuan mereka. Renna menyuruh david berhenti di toko bunga yang letaknya gak jauh dari rumah sakit. Renna berniat membelikan bunga kesukaan mbak sarah , Bunga Mawar. Renna sudah membayangkan ekspresi mbak sarah ketika mendapat bunga darinya. “ Pasti mbak sarah seneng banget!” Gumam Renna. Renna berjalan menuju kamar mbak sarah yang biasa dirawat. Seperti biasa renna langsung nyelonong masuk. Tapi , tak didapati seorangpun didalam kamarnya. Renna pergi keluar, kebetulan ada seorang perawat yang lewat. Renna segera menanyakan keberadaan mbak sarah. Perawat itu menuntun langkah renna . Renna ikut saja kemana arah perawat itu. Herannya perawat itu masuk kedalam kamar jenazah. “ Apa maksudnya ??” pikir renna.
“ Ma’af dengan berat hati kami memberitahukan bahwa sahabat anda telah berpulang!” ada satu yang dititipkan sarah!” ucap perawat itu dengan mimik muka menunjukkan kesedihan. “ Mari ikut saya !” ucap perawat itu lagi. Renna mulai menitikkan air mata . Renna seolah gak percaya kalau mbak sarah udah pergi untuk selamanya tepat diusianya yang ke 25. Perawat itu kembali menuntun langkah renna menuju kamar yang ditempati mbak sarah, dan mengambil sebuah amplop dari laci meja. “ Ini dari sarah yang diberikan kepada sahabat terbaiknya, dan saya yakin yang dimaksud adalah anda!. Renna mengambil amplop putih itu dengan tangan bergetar. Renna sama sekali tak bersemangat untuk membacanya. Renna benar  - benar gak percaya bahwa sahabat terbaiknya telah meninggalkannya. Bahkan, keinginannya untuk bertemu orang tuanya untuk terakhir kali gak terwujud , yang ada hanya kenangannya bersama mbak sarah.
Renna memutuskan untuk pulang, sesampainnya dirumah renna membuka amplop dari mbak sarah.




Dear Renna..............
Kamu gak perlu sedih , apalagi nangis . Mbak sarah tau kalau semua ini pasti terjadi, Mbak sarah akan pergi dan gak mungkin kembali. Sekarang, kamu harus tepati janji kamu bahwa kamu akan selalu tersenyum apapun yang terjadi. Hanya satu yang mbak sarah minta , lakukan apapun seikhlas dan semampunya. Gak perlu memaksakan diri , jika ada cinta dan kasih sayang , semuanya pasti akan lebih mudah. Satu lagi, tersenyumlah..... Karena dengan senyuman segala sesuatu pasti lebih indah. Mbak sarah senang bisa kenal dan bersahabat dengan kamu. Kamu adalah teman terbaik yang pernah mbak sarah kenal !
Selamat tinggal
Love, Sarah

            Mbak sarah emang orang yang sangat luar biasa . Satu pelajaran yang diambil renna syukuri apapun yang kita punya , gak perlu cengeng dan mengeluh hanya untuk fasilitas dan materi yang sebenarnya udah kita punya.
            Kini, Renna memutuskan untuk menutup kepalannya dengan jilbab , agar ia bisa selalu ikhlas dan bersyukur seperti mbak sarah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar