Najwa mulai membuka matanya perlahan.
Sekelilingnya mulai terang artinya pagi sudah datang. Matanya terasa sangat
berat, tetapi tidak untuk tidur kembali, matanya melirik jam kecil yang ia
taruh di meja dekat ranjang, teryata jam sudah menunjukkan pukul enam pagi
najwa bangun dengan tergesa-gesa sampai ia menabrak pintu kamarnya, ia bergegas
untuk berangkat ke sekolah.
Dengan
langkah cepat najwa menelusuri
jalan-jalan menuju kelasnya, hampir tak satupun orang yang tampak.....tentu saja, bel masuk telah
berbunyi 3 menit yang lalu. Gara-gara tadi malam melihat film bagus bangunnya
jadi kesiangan dan akhirnya.....terlambat. Semoga saja pak Hari, guru bahasa
indonesia belum masuk kelas kalau sudah terpaksa ia harus menggadap guru piket
terlebih dahulu.
Selamat pagi
najwa.....” sapaan ramah sudah sepagi ini, sebuah kepala muncul dari balik
pintu kelas yang terbuka. “ Pagi vel.....duluan ya !” sapanya halus, enggan
menanggapi cowok ini.....agak aneh bicaranya; “ Buru-buru amat,
pak Hari kan belum datang....., lihat-lihat kamu tambah cantik aja, mata kamu bagus deh naj.....” najwa
menatap dengan sebal, inilah yang tidak disukainya dari cowok itu.....selalu
mengingatkannya pada miliknya yang sebenarnya tidak di inginkannya mata biru
dan rambutnya yang kemerahan membuatnya berbeda dengan teman-temannya dan
selalu jadi pusat perhatian.
Dipercepat langkah kakinya dengan tergesa-gesa. Tapi, tak
berlangsung lama.....tubuhnya menabrak sesuatu yang keras. “ Maaf.....” serunya
buru-buru pada sosok yang mengambil bukunya yang telah berjatuhan. “ Nggak
papa.....” bukan kamu yang salah, kebetulan.....” suara itu berhenti ketika
selesai mengambil bukunya dan kemudian melihatnya. Entah mengapa najwa merasa
kalau orang di hadapannya menatap dengan mata tak suka, padahal tadi suara itu
terdengar sangat ramah.
Najwa menatap
heran cowok yang meninggalkannya tanpa permisi ketika dibelakangnya terdengar
suara berdehem. Astaga.....,” pak Hari .....
buru-buru dipercepat langkahnya. “ Bel
istirahat betbunyi najwa bersama teman-temanya menuju ke kantin..... “eh, ada
bule yang suka gado-gado.....! “ najwa menundukkan muka, matanya melebar “
astaga “ wajah di depannya menatap tidak
suka. Kemudian najwa melanjutkan makan dengan berdebar.....menanti ucapan pedas
apalagi yang diucapkan kepadannya.
Sudah sebulan lebih ia menjadi anak
baru di sekolahnya. Menyenangkan sekali sebetulnya.....semua teman-temannya
baik hati, ramah dan akhir-akhir ini mereka sudah terbiasa dengannya, tak lagi
menatapnya dengan pandangan yang aneh bahkan dia di percaya untuk mewakili
kelasnya dalam pensi antar kelas membawakan salah satu tarian jawa yang di
kuasainnya.
Hanya saja orang yang menjengkelkan itu tetap memusuhinya bila
mereka bertemu . Selalu saja mengejeknya, “ Bule” sebutan itu selalu di
ucapkan, benci sekali ia mendengarnya, seandainya mamanya orang indonesia asli
dan tidak berdarah jerman, yang memiliki mata biru dan rambut kemerahan. Ia
menghela nafas panjang. Kenapa ia tidak mirip papanya yang berambut hitam dan
mata yang hitam . Hanya hidung dan kulitnya yang agak kuning menurun papanya
tak seperti mama yang berkulit putih pucat.
Kalau begini ingin sekali ia pulang ke solo tinggal bersama eyang
putri lagi. Hanya saja papa dipindah tugas di kota besar ini mengharuskan mama
dan dirinya untuk mengikuti papanya. Lama-kelamaan najwa makin heran begitu
mengetahui kalau veno ternyata cowok yang baik dan lucu, pinter juga ramah.
Hanya kepada dirinya ia begitu benci, sebenarnya cowok satu ini menarik
sosoknya, tinggi, tegap, memiliki alis tebal dan bermata tajam tapi lembut,
persis seperti mata papa. Terhadap teman-teman yang lain sikapnya begitu ramah
berbeda dengan vel, andrean atau gabriel yang selalu mengejarnya,
berlomba-lomba untuk menarik perhatiannya, tapi veno, “ tidak “ malah cowok itu
membencinya.....kenapa ? Apakah karena papanya berselingkuh..... ? menurut
rena, hampir 2 minggu veno tak masuk sekolah untuk memata-matai papanya. Itulah
kenapa ia tak pernah melihat wajah itu sebelumnya. Sejak itu veno pendiam tak
lagi aktif dalam kegiatan sekolah dan jarang masuk kelas. Tapi tetap baik pada
teman-teman yang lainnya.....kecuali dirinya.
Bule kok namanya najwa.....nggak pantas ! . “ sebuah suara berat
membuyarkan lamuannya, “ veno “ najwa melihat pandangannya ke seluruh kelas,
tak ada orang hanya ada cowok itu tiba-tiba jantungnya berdebar keras ketika
cowok itu menghampiri.....hatinya menjadi gelisah, menyesal sekali ia tadi menolak
ajakan rena ke kantin “ Tuhan.....tolong aku hindarkan dari cowok ini.....”
bisiknya dalam hati. “Heh.....” kamu lahir dimana..... ? cowok itu duduk di
hadapannya dengan cuek, hanya beberapa centi jarak di antara mereka, jenuh
sekali rasannya.....tiba-tiba veno tertawa keras. “ bule kok pemalu.....sudah
sana pulang kenegaramu ! “ ditatapnya cowok itu dengan marah, habis sudah
kesabarannya digebrakkan meja dengan kasar. “ sebenarnya mau kamu apa sih
?.....dengarnya. Selama ini aku gak pernah memusuhimu tiba-tiba kamu
menggusikku, menggangguku, dengan kata-kata yang nggak pantas kamu
ucapkan.....saya lahir disini di besarkan disini.....dan kamu gak berhak
mengusir saya.....seharusnya kamu malu....., nggak pantas mengaku memiliki
negeri ini, meski kamu memiliki ciri-ciri orang indonesia karena kamu nggak
punya sopan santun, nggak ramah.....,padahal itu yang di kenal bangsa lain pada
diri kita.....kasihan ibumu, mendidikmu dengan susah payah, hingga kamu
besar.....tapi kamu tak punya sopan santun sama sekali, “ suara najwa terdengar
serak, mata bagusnya mengeluarkan air mata, mencoba menahan emosi.....di
langkahkan kaki dengan tergesa..... meninggalkan veno yang terdiam menatap
kepergiannyaa.
Malam yang sepi.....najwa
melamun sendirian, meski pandangannya tertuju layar telivisi tapi pikirannya
melayang jauh. Dihirupnya coklat susu di hadapannya.....tiba-tiba bayangan veno
melintas, cowok yang akhir-akhir ini semakin mengganggu pikirannya. Sejak ia
mengucapkan kata-kata keras kemarin cowok itu berubah 180 derajat, tak lagi
mengganggunnya, bila mereka berpapasan, mata itu menatapnya dengan sorot yang
aneh.....jika sudah begitu. Ia hanya dapat menundukkan muka tak kuasa melihat mata
tajam itu. Menurut reza akhir-akhir ini veno sudah dapat tersenyum, mulai aktif
dalam kegiatan di sekolah dan tak lagi membolos.....nilai-nilai pelajarannya juga
sudah mulai bagus.
“Bintang-bintang yang
bersinar terang, membuat kesunyian malam menjadi berarti gadis enam belas tahun
ini dengan asyik melamun, sebuah suara mengejutkannya. “ ada temannya
mbak najwa.....” Suara si mbok menyadarkannya.” Siapa.....” kalau vel bilang
aja gak ada mbok.” Najwa memperhalus suarannya.” Bukan, yang ini lain orangnya
gagah, sopan, baik ..... mbak Najwa tersenyum ada-ada saja pembantunya yang
satu ini pelan najwa melangkahkan kaki menuju ruang tamu dengan dahi
berkerut..... langkahnya berhenti ketika melihat cowok yang tengah memandangi
fotonya dalam busana jawa’ itu fotoku waktu tante ranum adek papa menikah.....!!
‘ serunya pelan tapi mimpi membuat cowok
itu terlonjak kaget.’ Kaget ya.....! ...Ma’af ,’ Veno tersenyum malu ,wajahnya
merunduk ..... sambil sesekali memandangnya wajah dihadapanya. Tak tega najwa
melihat cowok yang biasanya terlihat galak itu kini kelihatan begitu salah
tingkah.’ Dari mana tadi.....? tanyanya ramah , cowok itu melihat.. , wajah
cantik itu tersenyum.” Dari rumah,sengaja aku kesini ..... mau minta ma’af,
sory,, kalau dulu aku pernah menyakiti hatimu.....’ dengan suara yang halus.
Buru-buru najwa memotong bicaranya.’ Sudah dari dulu kamu saya ma’afkan, saya
yakin kamu tidak sejahat itu’ ucapnya manis, veno tersenyum mendengarnya’ kamu
memang baik naj, aku yang bodoh nggak bisa membedakan persoalan yang satu
dengan yang lain. ! maksud kamu.....! Najwa menatap tak mengerti veno menghela nafas
panjang .’ kamu tau kalau papaku selingkuh dengan wanita lain. Aku marah sekali
waktu itu.....2 minggu aku mengikuti
kemana saja papa pergi, sampai aku
mengetahui kalau papa berselingkuh dengan tante claudy, teman bisnis papa yang
berkebangsaan australia, aku sangat marah Naj, tapi
nggak tau harus berbuat apa..... sampai aku melampiaskan kemarahanku
kepadamu.’’ Najwa terkejut mendengarnya, mata birunya menatap veno yang
kelihatannya begitu kuyu .’’ tapi aku sadar kamu gak ada hubungannya dengan
persoalan kami, apalagi kata-katamu kemarin semakin membuatku begitu malu
padamu.’’ Ma’afkan aku ..... aku tak bermaksud menyakitimu .’’ nggak papa ,
memang aku pantas menerimanya . untunglah akhirnya papa sadar, mama memang
wanita tegar..... nggak pernah mengeluh, meski saya tau hatinya hancur , dan
tante claudy akhirnya kembali kenegaranya..... oh, ya ..... maukah kamu bertemu
mamaku, beliau inggin sekali berbicara dengganmu.’’ Ami [ sepupuku ] yang
cerita , dia tau kalau diam-diam aku menyimpan fotomu, saat kau menari dulu ,
..... maaf.’’ Pipi itu merah menahan malu , jadi selama ini veno
memperhatikannya, semantara di sudut yang paling dalam, rasa syukur
terucap..... Terimakasih tuhan , dalam hati veno berkata: Syukurlah tuhan kau
berikan kekuatan pada Merpati itu untuk
mengobati sayapnya yang terluka.
Kini veno dan najwa pun
jadian, dalam hatinya berhias
keindahan sang rembulan dan bintang cinta ini takkan parnah terhapuskan selama
kau masih menemani hatiku,,, Untuk Selamanya [ CERMIN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar